Dr. (H.C.) Adi Hidayat, Lc., M.A. (lahir 11 September 1984) adalah seorang ustaz Indonesia yang menjabat Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Ia mempunyai pusat kajian Islam bernama Quantum Akhyar Institute yang didirikan pada tahun 2013 dan kanal YouTube Adi Hidayat Official yang didirikan tiga tahun berikutnya. Ia juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia. Ustaz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan dan berdakwah melalui kanal YouTube miliknya.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Baca juga:
Ozkan, sahabat dari Istanbul
|
Ustadz Adi Hidayat merupakan putra dari pasangan Warso Supena dan Hj. Rafiah Akhyar yang dilahirkan di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984. Ustadz Adi Hidayat memiliki 4 orang saudara yaitu Ade Rahmat, Neng Inayatin, Ima Rakhmawati dan Ita Haryati. Ia memulai pendidikan formal di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas III dan beralih ke SDN III Pandeglang di jenjang kelas IV hingga VI. Di dua sekolah dasar ini dia juga mendapat predikat siswa terbaik, hingga dimasukkan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Pandeglang. Dalam program ini, dia juga menjadi siswa teladan dengan peringkat pertama. Ustadz Adi Hidayat merupakan siswa yang cerdas, selalu mendapat prestasi yang luarbiasa waktu sekolah dulu, ia juga menjadi penceramah cilik ketika wisuda santri. Dalam proses pendidikan dasar ini, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyah Sanusiyah Pandeglang hingga tamat pada 1997.
Sebenarnya Ustadz Adi Hidayat akan masuk ke sekolah unggulan SMP Negeri 1 Pandeglang, tetapi mendapatkan mimpi bertemu nabi Muhammad kepada orang tuanya, sehingga orang tuanya memasukkan anaknya ke sekolah agama. Pagi sekolah umum, siang hingga sore sekolah agama. Di madrasah ini, dia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.
Pada 1997, Ustadz Adi Hidayat melanjutkan pendidikan Madrasah Tsanawiyah hingga Aliyah (setingkat sekolah menengah) di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Arqam Muhammadiyah Garut.[10] Ponpes yang memadukan pendidikan Agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional. Di Ponpes inilah ia mendapatkan bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama. Guru utama dia, Buya K.H. Miskun as-Syatibi ialah orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaan dia terhadap al-Qur’an dan pendalaman pengetahuan.
Selama masa pendidikan ini dia telah meraih banyak penghargaan baik di tingkat Pondok, Kabupaten Garut, bahkan Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarah al-Qur’an. Di tingkat II Aliyah bahkan pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna al-Qur’an Yogyakarta. Dia juga sering kali dilibatkan oleh pamannya KH. Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.
Ustadz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah “konsep ESQ dalam al-Qur’an” di hadapan tokoh pendidikan M. Yunan Yusuf. Tahun 2003, dia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerjasama dengan Universitas al-Azhar Kairo, hingga diterima dan mendapat gelar mahasiswa terbaik dalam program ospek. Tahun 2005, dia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyyah Dakwah Islamiyyah Libya yang kemudian diterima, walau mesti meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3, 98.
Di Libya, Usatdz Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan al-Qur’an, hadis, fikih, usul fikih, tarikh, Lughah, dan selainnya. Kecintaannya pada al-Qur’an dan Hadits menjadikan dia mengambil program khusus Lughah Arabiyyah wa Adabuha demi memahami kedalaman makna dua sumber syariat ini. Selain pendidikan formal, dia juga ber-talaqqi pada masyayikh bersanad baik di Libya maupun negara yang pernah dikunjunginya. Dia belajar al-Qur’an pada Syaikh Dukkali Muhammad al-‘Alim (muqri internasional), Syaikh Ali al-Libiy (Imam Libya untuk Eropa), Syaikh Ali Ahmar Nigeria (riwayat warsy), Syaikh Ali Tanzania (riwayat ad-Duri). Ustadz Adi Hidayat juga belajar ilmu tajwid pada Syaikh Usamah (Libya). Adapun di antara guru tafsir dia ialah Syaikh Tanthawi Jauhari (Grand Syaikh al-Azhar) dan Dr. Bajiqni (Libya) Ilmu Hadits dia pelajari dari Dr. Shiddiq Basyr Nashr (Libya).
Dalam hal Ilmu Fiqh dan ushul Fiqh di antaranya dia pelajari dari Syaikh ar-Rabithi (mufti Libya) dan Syaikh Wahbah az-Zuhaili (Ulama Syria). Dia mendalami ilmu lughah melalui Syaikh Abdul Lathif as-Syuwairif (pakar bahasa dunia, anggota majma’ al-lughah), Dr. Muhammad Djibran (pakar bahasa dan sastra), Dr. Abdullâh Ustha (pakar nahwu dan sharaf), Dr. Budairi al-Azhari (pakar ilmu arudh), juga masyayikh lainnya. Adapun ilmu tarikh, dia pelajari di antaranya dari Ustaz Ammar al-Liibiy (Sejarawan Libya). Selain para masyayikh tersebut, dia juga aktif mengikuti seminar dan dialog bersama para pakar dalam forum ulama dunia yang berlangsung di Libya.
- S1 Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 - 2009)
- S2 International Islamic Call College, Tripoli, Libya
- Doktor honoris causa dalam bidang sains, kerja profesional kebudayaan, dan diseminasi di masyarakat Arab dari International Astrolabe University atau dalam bidang pelayanan masyarakat dan dakwah Islam internasional dari Passion International University of America (2019)
- Doktor honoris causa dalam bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (2023)
Karier
Di akhir 2009 Ustadz Adi Hidayat diangkat menjadi amīnul khutabā, Ketua Dewan Khatib Jami' Dakwah Islamiyyah Tripoli yang berhak menentukan para khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah. Dia juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah islâmiyyah di kanal At-Tawāshul TV Libya.
Awal tahun 2011 dia kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes al-Qur’an al-Hikmah Lebak Bulus. Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah. yayasan ini juga memiliki program-program yang luarbiasa antara lain: Sekolah Terbuka UAH, Kaderisasi Ulama, At-Taisir Learning Center (program TFT, Program Berbaq, Program Kelas Profesi dan Program Hati), Umrah dan Tour serta beasiswa. Pada November 2016, dia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama. Kini, Ustadz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik ta’lim, seminar, dan selainnya. dia juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.
Ustadz Adi Hidayat banyak mengisi ceramah-ceramah agama di berbagai tempat. Jamaah yang mengikuti kajiannya sangat banyak dikarenakan ceramahnya mengenai ke-Islaman sangat mudah dipahami oleh banyak orang. Selain itu video ceramahnya juga banyak ditonton oleh jutaan netizen di Youtube maupun di sosial media seperti Facebook. Bahkan akun Instagram Ustadz Adi Hidayat kini telah memiliki jutaan pengikut. Ustadz Adi Hidayat kerap terlihat memberikan kajian di beberapa tempat. Penyampaian yang mudah dipahami, membuat para jemaah betah mengikuti kajiannya.
Kehidupan Pribadi
Ustadz Adi Hidayat menikah dengan Shufairok atau dikenal dengan panggilan Mbak Iir, asli Lasem, Rembang dan memiliki 5 orang anak.[19] Anak-anaknya bernama Muhammad Hamil Quran, Amelia Habibatul Musthofa, Muhammad Abdullah Amali (lahir 2019), [20] Rabi'ati Khairatun Hisan (lahir 2021), dan Amira Rafi'ati Muslimah (lahir 2022).